MENYENANGKAN! BEGINILAH CARA RIYANTI MAHASISWI UIN RADEN FATAH PALEMBANG MENGAJARKAN MATEMATIKA DI KELAS 1 MI
Oleh : Riyanti
Queennews.id – Saya Riyanti merupakan mahasiswi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) UIN Raden Fatah Palembang semester 2 yang sedang menjalani praktik mengajar Matematika di MI Qur’aniyah 5 Palembang, saya merasa sangat bersemangat ketika mendapatkan kesempatan praktik mengajar di MI Qur’aniyah 5 Palembang.
Praktik ini menjadi momen pertama saya terjun langsung ke dalam kelas, bertemu, dan berinteraksi dengan siswa secara nyata.
Pada kesempatan tersebut, saya mengajarkan materi pengurangan bilangan 1 sampai 20 kepada siswa kelas 1. Untuk menyampaikan materi ini, saya menggunakan metode yang saya kembangkan sendiri, yaitu metode “kupu-kupu terbang”.
Metode ini saya ciptakan untuk membantu siswa memahami konsep pengurangan dengan cara yang konkret dan menyenangkan.
Dalam metode ini, saya menjelaskan bahwa kupu-kupu akan terbang ke depan saat menjumlah, dan terbang ke belakang saat mengurang. Visualisasi sederhana ini saya gunakan agar anak-anak dapat lebih mudah membayangkan proses berhitung.
Kegiatan pembelajaran ini berlangsung pada tanggal 26 April 2025, dalam satu kali pertemuan praktik mengajar yang dilaksanakan di ruang kelas 1 MI Qur’aniyah 5 Palembang, yang beralamat di JL. Segaran Lorong Kebangkan No. 270 RT. 06 RW. 02, Kelurahan 9 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II, Kota Palembang.
Saya memilih pendekatan kreatif karena anak-anak kelas 1 umumnya lebih cepat bosan jika hanya menerima penjelasan lisan atau hitungan biasa.
Mereka cenderung lebih tertarik pada sesuatu yang visual, penuh warna, dan melibatkan aktivitas langsung. Maka dari itu, saya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar mereka semangat dan lebih mudah memahami pelajaran.
Pembelajaran dimulai dengan doa bersama, lalu dilanjutkan dengan ice breaking singkat untuk mencairkan suasana. Setelah itu, saya menanyakan kepada siswa, “Siapa di sini yang suka Matematika?” Pertanyaan ini saya ajukan untuk membangun antusiasme dan kepercayaan diri mereka terhadap pelajaran yang akan dipelajari.
Selanjutnya, saya memperkenalkan metode “kupu-kupu terbang” untuk menjelaskan konsep pengurangan. Anak-anak terlihat sangat tertarik dan memperhatikan dengan saksama.
Setelah penjelasan, saya mengajak beberapa siswa untuk maju ke depan dan menyelesaikan soal di papan tulis. Antusiasme mereka begitu tinggi, bahkan saling berebut ingin tampil.
Untuk menambah semangat, saya memberikan hadiah kecil seperti pensil atau makanan ringan bagi mereka yang berani maju. Meski sederhana, apresiasi ini membuat mereka merasa dihargai dan semakin termotivasi.
Kegiatan dilanjutkan dengan pembagian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) bergambar hewan, seperti monyet, ayam, dan bebek. LKPD tersebut saya rancang penuh warna agar menarik perhatian siswa.
Di dalamnya terdapat soal-soal pengurangan yang disesuaikan dengan kemampuan mereka. Siswa pun tampak senang dan bersemangat mengerjakannya, sambil menunjuk gambar hewan favorit mereka.
Di akhir pembelajaran, seorang siswa berkata dengan polos dan tulus, “Bu, besok tolong kembali mengajarkan kami ya.” Ucapan itu menjadi hadiah terindah yang saya terima hari itu. Rasanya begitu hangat dan menyentuh hati.
Pengalaman ini membuat saya semakin yakin dan bersyukur telah memilih jalan menjadi seorang guru. Ternyata, kebahagiaan mengajar bukan hanya berasal dari keberhasilan menyampaikan materi, tetapi juga dari senyum, semangat, dan keingintahuan siswa.
Saya belajar bahwa dengan pendekatan yang tepat, penuh kreativitas, dan keikhlasan, pelajaran yang dianggap sulit bisa berubah menjadi kegiatan belajar yang menyenangkan.
Semoga pengalaman ini menjadi pijakan awal bagi saya untuk terus belajar, berbagi, dan mengajar dengan sepenuh hati.
