HEADLINE

Panasonic Lakukan Restrukturisasi Global, PHK 10.000 Karyawan dan Gelontorkan Rp14 Triliun

Pasang Iklan di QueenNews.id

Queennews.id – Tokyo, 10 Mei 2025 — Raksasa elektronik asal Jepang, Panasonic Holdings Corporation, resmi mengumumkan langkah restrukturisasi besar-besaran yang mencakup pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 10.000 karyawan secara global. Kebijakan ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk menata ulang bisnis, meningkatkan efisiensi operasional, dan menggenjot profitabilitas dalam menghadapi kompetisi pasar yang kian ketat.

Dalam pernyataan resminya, Panasonic menyebut bahwa PHK akan terbagi rata antara pasar domestik dan internasional: sekitar 5.000 karyawan di Jepang dan 5.000 lainnya di luar negeri. Restrukturisasi ini tidak hanya menyasar jumlah tenaga kerja, tetapi juga mencakup konsolidasi fungsi penjualan dan administrasi, penghentian unit-unit bisnis yang merugi, serta program pensiun dini bagi sejumlah besar karyawan, terutama di Jepang.

Untuk mendukung pelaksanaan kebijakan ini, perusahaan telah mengalokasikan dana sekitar 130 miliar yen, atau setara dengan Rp14 triliun, yang akan digunakan untuk pesangon karyawan, efisiensi operasional, serta penutupan unit-unit usaha yang dinilai tidak lagi strategis. Langkah ini diambil untuk memastikan proses perampingan berjalan dengan lancar dan tidak menimbulkan gejolak berlebihan di internal perusahaan maupun publik.

Restrukturisasi tersebut merupakan bagian dari transformasi besar Panasonic yang ditargetkan selesai dalam lima tahun ke depan. Tujuan utamanya adalah mencapai laba atas ekuitas (ROE) sebesar 10% pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2029. Selain itu, Panasonic juga membidik laba operasi minimal 600 miliar yen pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2027. Perusahaan mengakui bahwa untuk mencapai angka tersebut, diperlukan tindakan tegas dalam menata kembali portofolio bisnis, khususnya pada sektor-sektor yang kurang produktif.

Meski tengah memangkas sejumlah lini usaha, Panasonic justru melihat peluang pertumbuhan signifikan di sektor energi, khususnya pada produksi baterai kendaraan listrik (EV) dan sistem penyimpanan energi. Unit bisnis energi perusahaan diprediksi mencatatkan lonjakan laba operasi sebesar 39% menjadi 167 miliar yen pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2026. Pertumbuhan ini ditopang oleh permintaan tinggi terhadap baterai EV dan sistem penyimpanan yang kini menjadi komoditas utama di tengah transisi energi global.

Berita lainnya :  Industri Kendaraan Listrik: LG Batal Investasi di Indonesia

Dengan segala tantangan dan peluang yang ada, langkah berani Panasonic ini dipandang sebagai bentuk adaptasi terhadap disrupsi industri dan perubahan kebutuhan konsumen global. Dunia usaha pun mencermati kebijakan ini sebagai sinyal bahwa bahkan korporasi raksasa sekalipun kini dituntut untuk gesit dan responsif dalam merespons tekanan ekonomi dan teknologi.

Langkah ini juga menjadi refleksi penting bagi industri elektronik dan manufaktur dunia bahwa efisiensi dan fokus pada sektor bernilai tinggi seperti energi dan digitalisasi menjadi keniscayaan. Dalam jangka panjang, Panasonic berharap kebijakan ini tidak hanya menyelamatkan profitabilitas, tetapi juga menempatkannya di garda terdepan dalam inovasi energi bersih dan teknologi masa depan.

Pasang Iklan di QueenNews.id

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

Alfatah Dwi Putra menunjukkan usaha arang batok miliknya.
HEADLINE

Warga di Lahat Hasilkan Cuan dari Limbah Batok Kelapa

QueenNews.id – Warga Kota Lahat, Alfatah Dwi Putra mengubah limbah batok kelapa menjadi produk yang bernilai hingga hasilkan cuan. Pria yang
dr. Hj. Eny Daryanti, M.Biomed., Wakil Ketua Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia. (QueenNews.id/Dokumen Pribadi Erni Daryanti)
HEADLINE

Komite III DPD RI Cantumkan Norma Pariwisata Ramah Disabilitas Pada Perubahan Undang-Undang Pariwisata

QueenNews.id — Sebelum Covid 19 melanda, pariwisata di tanah air sukses menghasilkan devisa. Puncaknya pada tahun 2019, dimana sektor pariwisata berhasil