Nathalie Holscher Tolak Minta Maaf atas Aksi Saweran di Club Malam Sidrap: “Kalau Tak Mau Ada Club, Tutup Saja Tempatnya!


queennews.id – Dunia hiburan kembali dihebohkan dengan kontroversi yang melibatkan selebritas sekaligus DJ, Nathalie Holscher. Mantan istri komedian Sule itu mendadak menjadi sorotan setelah aksinya di sebuah club malam di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, menuai kritik tajam dari sejumlah pihak, termasuk Bupati Sidrap sendiri, Syaharuddin Alrif.
Video yang memperlihatkan Nathalie menerima saweran dalam jumlah besar saat tampil sebagai DJ di club malam tersebut viral di media sosial. Dalam tayangan itu, Nathalie tampak berinteraksi dengan pengunjung yang menghampirinya sambil memberikan uang saweran di tengah suasana hiburan malam yang ramai.
Tindakan itu dianggap tidak mencerminkan nilai-nilai budaya lokal oleh sejumlah warga, hingga akhirnya Bupati Sidrap, Syaharuddin Alrif, angkat bicara. Ia meminta Nathalie Holscher menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada masyarakat Sidrap.
“Sebagai pemerintah daerah, saya mengapresiasi aspirasi dari ormas dan elemen masyarakat yang telah menyuarakan ketidaknyamanan terhadap peristiwa ini. Kegiatan semacam itu tidak sesuai dengan adat, etika, dan nilai-nilai masyarakat Sidrap,” ujar Syaharuddin kepada awak media dalam pernyataan yang kemudian juga dibagikan ulang oleh Nathalie melalui akun media sosial pribadinya pada Jumat, 18 April 2025.
Namun, pernyataan Bupati tersebut justru mendapat tanggapan tegas dari Nathalie. Ia menyatakan tidak bersedia memenuhi permintaan maaf tersebut karena merasa tidak melakukan kesalahan apa pun dalam kegiatan yang dilakukannya.
Dalam unggahan media sosialnya yang sama, Nathalie menjelaskan bahwa dirinya hanya menjalankan profesinya sebagai DJ dan hadir atas undangan pihak penyelenggara club malam tersebut.
“Saya hadir di Sidrap untuk bekerja. Saya diundang sebagai DJ, dan memang benar, saat tampil, ada pengunjung yang memberikan saweran. Setelah pekerjaan saya selesai, saya langsung kembali, tanpa melakukan hal yang melanggar aturan,” tulis Nathalie dalam caption unggahannya.
Lebih lanjut, Nathalie menuturkan bahwa dirinya kemudian diminta oleh seseorang bernama Rusdi untuk kembali ke Sidrap dan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka melalui live TikTok. Permintaan itu ia tolak mentah-mentah.

“Saya sedang live di TikTok, lalu tiba-tiba Bapak Rusdi mengajak perang koin dan mengungkapkan bahwa saya diminta datang kembali ke Sidrap untuk meminta maaf kepada masyarakat. Saya langsung berpikir, salah saya di mana?” ujar Nathalie.
Menurut Nathalie, dirinya tidak merasa bersalah karena hanya menjalankan pekerjaannya sesuai undangan. Ia menilai, jika masyarakat atau pemerintah daerah merasa keberatan dengan adanya hiburan malam seperti club tersebut, seharusnya fokus diarahkan pada kebijakan penutupan tempat hiburan, bukan menyalahkan artis atau pekerja yang hanya memenuhi undangan.
“Kalau memang tidak ingin ada hiburan malam atau club di Sidrap, ya tutup saja tempatnya. Kenapa justru saya yang disudutkan dan diseret-seret dalam urusan ini?” tegasnya.
Pernyataan tersebut menunjukkan kekesalan Nathalie terhadap perlakuan tidak adil yang menurutnya hanya ditujukan kepada dirinya. Ia juga mengungkapkan keheranannya karena sebelumnya sudah banyak DJ lain yang tampil di Sidrap dan juga menerima saweran, tetapi tidak ada yang dipermasalahkan sebesar ini.
“Sudah banyak DJ lain yang tampil di Sidrap sebelumnya, dan mereka juga di-sawer. Tapi kenapa baru sekarang, dan hanya saya yang dipermasalahkan sampai heboh seperti ini?” tulisnya dengan nada geram.
Nathalie mengakui bahwa situasi ini mulai mengganggu ketenangan dan kenyamanan dirinya dalam menjalani profesi. Ia merasa risih dan khawatir citra serta kariernya bisa terdampak akibat pemberitaan yang menurutnya tidak proporsional.
“Jujur, saya mulai merasa risih. Ini sudah mengganggu pekerjaan saya. Saya bekerja secara profesional, tidak berniat merugikan siapa pun,” pungkasnya.
Kontroversi ini pun memantik perdebatan di media sosial. Sebagian netizen membela Nathalie, menilai bahwa pihak yang mengundang dan mengelola club seharusnya lebih bertanggung jawab. Namun, sebagian lain mendukung langkah Bupati Syaharuddin dan merasa bahwa pertunjukan seperti itu memang tidak pantas digelar di daerah yang menjunjung tinggi nilai budaya dan norma lokal.
Sampai saat ini, belum ada klarifikasi tambahan dari pihak pemerintah daerah maupun dari penyelenggara acara club malam yang mengundang Nathalie Holscher. Sementara itu, Nathalie tetap bertahan pada pendiriannya untuk tidak meminta maaf atas kejadian tersebut.
