Cuaca Panas Ekstrem, Ikan Asin Kering Hanya dalam 30 Menit: Warga PALI Heboh


QueenNews.id – Pali, SUMATERA SELATAN – Gelombang panas yang melanda wilayah Sumatera Selatan beberapa hari terakhir memunculkan berbagai reaksi dan fenomena di kalangan masyarakat.
Salah satu peristiwa unik terjadi di Desa Air Itam, Kecamatan Penukal, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), di mana seorang warga mendapati ikan asin yang dijemurnya di bawah sinar matahari langsung mengering hanya dalam waktu 30 menit.
Fenomena langka ini menjadi perbincangan hangat, baik di lingkungan sekitar maupun di media sosial. Video yang memperlihatkan ikan asin tersebut langsung viral usai dibagikan oleh Rudi Mahli, warga setempat.
Dalam video tersebut, Rudi memperlihatkan kondisi ikan asin yang sudah mengeras padahal baru saja dijemur sekitar pukul 12.00 siang.
“Saya kaget, biasanya jemur ikan asin bisa makan waktu dua sampai tiga jam, tapi ini baru setengah jam udah kering betul.
Cuacanya memang panas sekali hari ini,” ujar Rudi saat ditemui di kediamannya pada Senin (15/4/2025).
Rudi juga mengungkapkan bahwa panas matahari akhir-akhir ini terasa lebih menyengat dari biasanya.
“Kalau keluar rumah pas siang, kulit langsung perih. Bahkan ubin di depan rumah nggak bisa diinjak tanpa sandal, saking panasnya,” tambahnya.
Cuaca ekstrem ini tak hanya dirasakan oleh warga di Desa Air Itam, namun juga menyebar ke wilayah-wilayah lain di Sumatera Selatan.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu udara di wilayah Sumsel selama beberapa hari terakhir berkisar antara 34 hingga 36 derajat Celsius, dengan intensitas sinar matahari yang sangat tinggi pada siang hari.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Kenten Palembang, Indra Prasetyo, menjelaskan bahwa kondisi ini merupakan bagian dari masa transisi dari musim hujan menuju musim kemarau.
Fenomena ini lazim terjadi pada bulan April hingga Mei setiap tahunnya.
“Pada periode ini, posisi matahari sedang berada hampir tegak lurus di atas wilayah Indonesia, termasuk Sumatera Selatan.
Itu sebabnya, intensitas penyinaran matahari sangat tinggi, yang berdampak pada meningkatnya suhu permukaan,” ungkap Indra saat dikonfirmasi.
BMKG juga mengimbau masyarakat agar berhati-hati dan tetap menjaga kesehatan selama menghadapi cuaca panas.
Beberapa risiko yang dapat timbul akibat suhu tinggi antara lain dehidrasi, heatstroke, hingga iritasi kulit. Masyarakat disarankan mengurangi aktivitas di luar ruangan, terutama antara pukul 11.00 hingga 15.00, serta memperbanyak konsumsi air putih.
Selain itu, Indra menambahkan bahwa fenomena cepatnya proses pengeringan bahan makanan seperti ikan asin bisa dijadikan indikasi bahwa radiasi matahari sangat tinggi.
“Kalau bahan makanan seperti ikan bisa kering dalam waktu singkat, itu tandanya panas sudah berada di level yang harus diwaspadai,” tambahnya.
Kejadian ini juga memicu diskusi warganet di media sosial, yang sebagian mengomentari dengan nada heran, sebagian lagi menjadikannya lelucon. “Baru jemur setengah jam udah bisa digoreng, hemat gas!” tulis seorang pengguna Instagram.
Meski terlihat ringan dan lucu, fenomena ini sejatinya menjadi pengingat penting akan perubahan iklim yang mulai terasa nyata dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.
