Benarkah Gemuk Itu Sehat? Fakta Mengejutkan dari Data CISDI!


QueenNews.id – Lebih dari setengah perempuan di Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan yang cukup serius, yakni obesitas.
Data yang dirilis oleh Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) mengungkapkan bahwa sebanyak 52 persen perempuan Indonesia mengalami kondisi kelebihan berat badan atau obesitas.
Fakta ini memunculkan kekhawatiran tentang meningkatnya risiko penyakit tidak menular dan menegaskan pentingnya intervensi kesehatan masyarakat secara komprehensif.
Obesitas bukan lagi sekadar isu estetika, tetapi telah menjadi persoalan kesehatan yang membutuhkan perhatian serius.
Laporan ini diperkuat oleh temuan UNICEF, yang mencatat bahwa prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas memang lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki.
Berdasarkan data tersebut, 46,5 persen perempuan dewasa di Indonesia mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, sementara angka pada laki-laki hanya 29,3 persen.
Faktor Gaya Hidup dan Sosial Ekonomi Berperan Besar
CISDI menyoroti berbagai penyebab di balik tingginya angka obesitas di kalangan perempuan Indonesia.
Di antaranya adalah pola makan yang semakin tidak seimbang, meningkatnya konsumsi makanan cepat saji, serta minimnya aktivitas fisik akibat gaya hidup modern.
Perempuan yang bekerja di sektor formal dan informal sering kali tidak memiliki waktu yang cukup untuk berolahraga atau mengatur pola makan sehat karena kesibukan pekerjaan dan tanggung jawab rumah tangga.
Tak hanya itu, faktor sosial ekonomi juga memengaruhi akses terhadap makanan sehat. Di banyak daerah, makanan bergizi cenderung mahal dan sulit dijangkau, sedangkan makanan tinggi kalori dan minim nutrisi justru lebih mudah diakses dan murah harganya.
Ketimpangan ini menyebabkan banyak keluarga, terutama perempuan sebagai pengelola konsumsi rumah tangga, terjebak dalam pola konsumsi yang kurang sehat.

Dampak Kesehatan Serius Mengintai
Obesitas meningkatkan risiko sejumlah penyakit tidak menular yang mematikan, seperti diabetes tipe 2, hipertensi, penyakit jantung, hingga stroke.
Selain itu, obesitas juga berdampak pada kesehatan mental, termasuk menurunnya rasa percaya diri dan meningkatnya risiko depresi, terutama di kalangan perempuan usia produktif.
Kondisi ini diperparah dengan rendahnya kesadaran akan pentingnya menjaga berat badan ideal dan kurangnya edukasi mengenai gizi seimbang.
Banyak masyarakat yang masih menganggap gemuk sebagai simbol kemakmuran, sehingga obesitas tidak dipandang sebagai masalah kesehatan.
Perlu Langkah Strategis dan Kolaboratif
Dalam menghadapi masalah ini, CISDI mendorong pemerintah dan seluruh pihak terkait untuk melakukan pendekatan multisektor dalam menanggulangi obesitas.
Program edukasi gizi sejak dini, peningkatan akses terhadap makanan sehat, serta penyediaan ruang publik untuk berolahraga harus menjadi bagian dari solusi.
Selain itu, penting bagi pemerintah daerah untuk menyusun kebijakan yang berpihak pada kesehatan masyarakat, seperti pembatasan iklan makanan tidak sehat, penerapan pajak untuk minuman berpemanis, serta pelatihan bagi tenaga kesehatan untuk menangani kasus obesitas secara efektif.
Pemberdayaan perempuan juga harus menjadi bagian dari solusi.
Dengan meningkatkan kapasitas dan kesadaran perempuan terhadap pentingnya kesehatan diri dan keluarga, diharapkan angka obesitas bisa ditekan secara signifikan.
Masalah obesitas perempuan di Indonesia adalah cerminan tantangan besar dalam sektor kesehatan masyarakat. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, hal ini bisa menjadi beban kesehatan nasional di masa depan.
Oleh karena itu, kolaborasi antar lembaga, masyarakat, dan individu sangat dibutuhkan untuk menciptakan generasi yang lebih sehat.
