Videfly Ungkap 5 Kesalahan Fatal UMKM Pemula Saat Menentukan Harga Produk


QueenNews.id – Banyak pelaku UMKM pemula masih terjebak dalam strategi penetapan harga yang keliru.
Hal itu terungkap dari laporan terbaru Videfly, sebuah platform video promosi otomatis untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, yang mengungkap lima kesalahan umum dalam menentukan harga produk faktor krusial yang kerap kali jadi penyebab utama produk tidak laku di pasaran.
Menurut Abram Ardhiya, Chief Operating Officer Videfly, penentuan harga bukanlah soal menebak angka, melainkan strategi mendasar yang membentuk persepsi konsumen terhadap kualitas dan nilai sebuah produk.
“Banyak pelaku UMKM yang tergoda untuk meniru harga kompetitor atau menetapkan harga terlalu rendah tanpa kalkulasi matang. Padahal, kesalahan seperti ini bisa berujung pada kerugian dan kehilangan kepercayaan pasar,” ujar Abram.
Lima Kesalahan Klasik UMKM Pemula:
Meniru Harga Kompetitor Tanpa Riset Biaya
Menentukan harga hanya karena ingin setara atau lebih murah dari kompetitor adalah strategi yang rawan.
UMKM kerap melupakan aspek dasar seperti perhitungan biaya pokok produksi (HPP), operasional, dan margin keuntungan.
“Idealnya, pelaku usaha harus menargetkan minimal 30% keuntungan dari HPP agar tetap berkelanjutan,” jelas Abram.
Harga Terlalu Murah Demi Terlihat ‘Terjangkau’
Menjual produk dengan harga semurah mungkin justru bisa menjadi bumerang. Selain mengikis margin, strategi ini membuat brand terlihat murahan dan menyulitkan untuk menaikkan harga di masa depan. Solusinya adalah menawarkan nilai tambah seperti kemasan menarik atau layanan pelanggan yang responsif.
Lupa Memasukkan Biaya Promosi dan Diskon
Kesalahan umum berikutnya adalah tidak menghitung biaya pemasaran digital seperti iklan di media sosial atau diskon marketplace dalam harga jual.
“Padahal program flash sale atau sponsored ads memakan anggaran yang jika tak dihitung bisa menggerus keuntungan,” katanya.

Banyak Varian Harga untuk Produk Serupa
Terlalu banyak pilihan harga untuk produk yang nyaris identik justru membuat calon pembeli bingung.
Konsumen bisa batal membeli karena tidak melihat keunggulan yang jelas antar produk. Solusi terbaik adalah menyederhanakan variasi dan menonjolkan diferensiasi secara visual maupun deskripsi.
Tidak Melakukan Uji Coba Harga ke Pasar
Banyak UMKM menentukan harga hanya berdasarkan insting tanpa riset pasar atau A/B testing. Padahal, respons pasar bisa diukur melalui klik, keranjang belanja, hingga konversi penjualan.
“Dari situ pelaku UMKM bisa menemukan harga optimal yang diterima pasar,” tambah Abram.
Video Promosi Jadi Solusi untuk Meningkatkan Nilai Produk
Dalam kesempatan yang sama, Abram menekankan pentingnya strategi konten dalam memperkuat persepsi nilai produk.
“Harga akan lebih diterima konsumen jika produk tampil profesional, dipercaya, dan terlihat berkualitas. Di sinilah video promosi memainkan peran penting,” jelasnya.
Videfly, yang dikenal sebagai solusi video instan bagi UMKM, menawarkan pembuatan video produk secara otomatis yang dapat langsung digunakan di media sosial, marketplace, maupun WhatsApp bisnis.
Dengan pendekatan ini, pelaku usaha bisa meningkatkan kredibilitas produk sekaligus memperluas jangkauan pasar.
Sebagai bentuk dukungan terhadap UMKM digital, Videfly saat ini memberikan promo 5 koin gratis untuk video promosi pertama, agar lebih banyak pelaku usaha bisa memanfaatkan kekuatan visual dalam meningkatkan daya jual produk mereka.
Akhir Kata: Strategi Harga Harus Seimbang Antara Nilai dan Profit
Penetapan harga adalah kombinasi antara logika bisnis dan persepsi konsumen. Dengan menghindari lima kesalahan umum di atas, UMKM bisa membangun fondasi yang lebih sehat dan kompetitif di pasar digital. Ditambah dengan strategi konten visual yang kuat, produk lokal bisa bersaing dan tumbuh lebih cepat.
