GOVERMENT SUMSEL MAJU

Petani Kopi Lahat Terjepit Harga Tak Pasti, Tokeh Masih Kuasai Pasar

Bupati Lahat, Bursah Zarnubi tengah panen kopi. Foto Istimewa.
Pasang Iklan di QueenNews.id

Meski jadi salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Sumatera Selatan, petani kopi di Kabupaten Lahat masih harus tunduk pada permainan harga oleh pedagang besar.

QueenNews.id — Kabupaten Lahat dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Provinsi Sumatera Selatan.

Namun, hingga kini, para petani kopi di daerah ini masih menghadapi ketidakpastian harga jual yang dikendalikan oleh pedagang besar atau tokeh, akibat belum adanya standar harga resmi yang ditetapkan oleh pemerintah.

Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Lahat, Vivi Angraeni SSTP MSi, melalui Kepala Bidang Pengelolaan dan Pemasaran Hasil, Lusepa, mengungkapkan bahwa hingga saat ini, belum ada acuan harga kopi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Sumsel.

Kondisi ini berbeda dengan komoditas lain seperti kelapa sawit dan karet yang sudah memiliki harga acuan resmi baik dari pemerintah maupun pasar dunia.

Berita lainnya :  Lonjakan HIV/AIDS Ancam Lahat, 88 Nyawa Terpapar di Awal Tahun 2025

“Untuk kopi ini, kita juga tidak tahu siapa yang menentukan standar harganya. Kita hanya bisa melakukan pemantauan harga saja,” ujar Lusepa saat ditemui pada Senin (23/6/2025).

Menurut Lusepa, harga jual kopi di Kabupaten Lahat masih sangat dipengaruhi oleh pedagang besar yang menggunakan Provinsi Lampung sebagai acuan harga.

Pasang Iklan di QueenNews.id

Hal ini terjadi karena sebagian besar kopi dari Lahat dikirim ke Lampung, yang memiliki fasilitas gudang dan pasar kopi yang lebih mapan.

“Kopi Lahat ini banyak larinya ke Lampung, karena di sana gudangnya. Mungkin tokeh di Lahat ikut harga gudang di Lampung sebagai acuan harga jual,” jelasnya.

Fenomena ini memperparah kondisi petani kopi yang kerap mengalami kerugian, terutama di momen-momen tertentu seperti menjelang hari raya, musim sekolah, atau masa panen raya, di mana harga kopi justru cenderung turun.

Berita lainnya :  Bentrok di Bawah Jembatan: Penolakan Pembongkaran Warung Liar Berujung Paksa

Rencana Pemerintah Daerah: Bentuk Prusda untuk Lindungi Petani

Menanggapi kondisi tersebut, Bupati Lahat Bursah Zarnubi dikabarkan telah mengambil langkah strategis. Pemkab Lahat berencana mendirikan Perusahaan Umum Daerah (Prusda) Lahat yang dapat menampung hasil panen kopi petani dan menetapkan harga jual standar yang lebih berpihak kepada petani.

“Rencana ini sangat menguntungkan petani kopi kita. Dengan begitu, para tengkulak tidak bisa lagi sembarangan memainkan harga yang selama ini kerap merugikan,” tutur Lusepa.

Langkah ini diharapkan dapat menjadi titik balik bagi para petani kopi di Lahat yang selama ini bergantung pada permainan harga pasar tanpa kendali pemerintah.

Dengan adanya Prusda, harga kopi di Lahat nantinya bisa lebih stabil dan transparan, serta mendorong kesejahteraan petani secara berkelanjutan.

Pasang Iklan di QueenNews.id

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

Bakal Calon Wakil Bupati (Cawabup) Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), H. Syaparuddin, menghadiri acara Maulid Nabi Muhammad. (Ist)
GOVERMENT

Bakal Calon Wakil Bupati Kabupaten Muba Hadiri Acara Maulid Nabi Muhammad di Masjid Al Abror

  • Selasa, 17 September 2024
Queennews.id — Bakal Calon Wakil Bupati (Cawabup) Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), H. Syaparuddin, menghadiri acara Maulid Nabi Muhammad yang digelar
GOVERMENT

Amaliah Berkomitmen Terus Mendengarkan, Memperjuangkan Aspirasi, Serta Membawa Perubahan Positif Bagi Sumatera Selatan

Queennews.id – Amaliah Sobli resmi dilantik menjadi Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI) periode 2024-2029. Pelantikan telah dilakukan