Misteri Goa Harimau: Jejak Purba dan Mitos Sang Penjaga dari Dunia Lain


Queennews.id – Goa Harimau di Desa Padang Bindu, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), tak hanya menyimpan sejarah ribuan tahun tentang kehidupan manusia prasejarah.
Di balik temuan ilmiah dan artefak purba yang menggemparkan dunia arkeologi, masyarakat sekitar menyimpan kisah-kisah tak kasat mata yang diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi.
Nama Goa Harimau sendiri tak lepas dari legenda masyarakat sekitar. Konon, di masa lalu, goa ini dijaga oleh sesosok harimau putih besar yang dipercaya sebagai penjaga alam gaib.
Hewan ini tidak pernah muncul di siang hari, tapi warga desa percaya ia masih menjaga goa dari gangguan manusia yang berniat jahat atau merusak tempat tersebut.
“Dulu orang tua kami melarang masuk sembarangan ke goa. Harus izin dulu, entah lewat sesajen atau hanya dengan ucapan,” ujar Pak Idris (67), tokoh adat Desa Padang Bindu.
Kisah Hilangnya Pemburu
Salah satu cerita yang kerap diceritakan adalah tentang seorang pemburu yang menghilang setelah mencoba bermalam di dalam goa. Lelaki itu dikabarkan tidak percaya dengan pantangan masyarakat, dan malah sengaja masuk ke bagian terdalam goa sambil membawa senjata.
Keesokan paginya, ia tak pernah kembali. Pencarian besar-besaran dilakukan, tapi tak ditemukan jejak sedikit pun. Sejak itu, penduduk meyakini bahwa bagian terdalam Goa Harimau menyimpan “lorong gaib” yang hanya bisa dilalui oleh makhluk dari dunia lain.

Ritual Malam Jumat dan Bau Kemenyan
Beberapa warga juga percaya bahwa setiap malam Jumat Kliwon, aroma kemenyan sering tercium dari sekitar goa, padahal tidak ada satu pun orang yang melakukan ritual. Mereka menganggap itu sebagai pertanda bahwa roh-roh leluhur sedang “berkumpul” menjaga situs tersebut dari gangguan.
“Kalau malam Jumat, udara di sekitar sini bisa berubah drastis. Bulu kuduk berdiri. Tapi kami sudah biasa,” tambah Nuraini, warga setempat.
Tabu dan Pantangan
Ada juga beberapa pantangan yang hingga kini masih dijaga, terutama oleh warga yang tinggal tak jauh dari lokasi. Misalnya, tidak boleh berkata kasar di sekitar mulut goa, tidak mengambil batu atau benda apapun dari dalam, serta tidak sembarangan menyebut nama hewan tertentu di tempat itu.
Kisah-kisah ini mungkin terdengar mistis, tapi justru memperkaya nilai budaya dan spiritual Goa Harimau. Di tengah geliat modernisasi dan ekspose ilmiah, sisi-sisi non-ilmiah ini tetap hidup di tengah masyarakat sebagai bentuk penghormatan terhadap alam dan sejarah yang belum sepenuhnya bisa dijelaskan sains.
Goa Harimau bukan hanya tempat untuk melihat masa lalu, tetapi juga jendela untuk memahami bagaimana mitos dan kenyataan sering berdampingan dalam kehidupan masyarakat lokal. Sebuah perpaduan antara ilmu pengetahuan dan kearifan tradisional yang terus bertahan seiring waktu.
