30 Ribu Warga Lahat Terima Bantuan Beras, Harapan Warga untuk Dapur yang Tetap Terisi


QueenNews.id — Harapan puluhan ribu warga Kabupaten Lahat untuk bisa menikmati sepiring nasi tanpa rasa khawatir, kembali disambut lewat program Bantuan Pangan (Banpang) beras yang digulirkan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada pertengahan Juli 2025 ini.
Sebanyak 30.289 Penerima Bantuan Pangan (PBP) di 360 desa dan 17 kelurahan se-Kabupaten Lahat tercatat sebagai penerima bantuan, berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Penyaluran bantuan ini dilakukan oleh Perum Bulog Lahat, sementara Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lahat berperan melakukan monitoring dan evaluasi jalannya distribusi di lapangan.
“Kami hanya mengawasi dan mengevaluasi pendistribusian. Semua pengemasan hingga penyaluran dilakukan oleh Bulog. Kami memastikan bahwa bantuan diterima oleh yang berhak, sesuai data DTSEN,” ujar Kabid Distribusi dan Cadangan Pangan, Alfatah Dwi Putra, mewakili Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Ibni Noris, pada Selasa (29/7/2025).
Dalam proses pengawasan, Alfatah menjelaskan bahwa timnya aktif memantau berbagai potensi masalah, mulai dari kejelasan undangan bagi penerima, potensi kericuhan di lapangan, hingga kemungkinan terjadinya pungutan liar (pungli).

“Celah-celah seperti ini sangat rentan terjadi. Alhamdulillah, hingga saat ini belum ditemukan pelanggaran dalam pendistribusian Banpang di Lahat,” tegas Alfatah.
Namun, bukan berarti proses penyaluran bebas dari tantangan. Salah satu yang kerap memicu gesekan adalah ketidaksesuaian data penerima.
Beberapa warga yang telah dinyatakan tidak lagi layak menerima bantuan tetap bersikeras untuk mendapatkan jatah bantuan, meski namanya sudah diganti dengan penerima baru yang lebih layak.
“Kita harus menjunjung asas keadilan dan ketepatan sasaran, bukan hanya sisi kemanusiaan. Pemerintah desa memiliki kewenangan menyaring siapa yang layak menerima. Data harus terus diperbarui agar tidak terjadi tumpang tindih,” jelas Alfatah.
Program Banpang ini menjadi salah satu upaya nyata pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan masyarakat, terutama di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.
Bagi warga Lahat, bantuan ini bukan sekadar beras tetapi simbol kehadiran negara di tengah kebutuhan paling mendasar mereka.
