88 Ton Sampah per Hari Cemari Lahat, DLH Akui Terkendala Sopir dan Upaya Terbatas di Kecamatan


QueenNews.id – Ancaman krisis sampah kini membayangi Kabupaten Lahat. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lahat mencatat volume sampah harian mencapai 88,04 ton per hari, didominasi oleh sisa makanan dan kemasan plastik sekali pakai.
Sampah-sampah ini sebagian besar berasal dari permukiman warga, pasar tradisional, hingga pusat-pusat kuliner di wilayah Kota Lahat.
Kepala DLH Lahat M. Dodi A. Nasoha melalui Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, Indra Buana, menjelaskan bahwa salah satu sumber lonjakan sampah adalah acara pasar malam di Lapangan Seganti Setungguan.
“Sampah rumah tangga masih paling dominan. Jenisnya antara lain sisa makanan dan plastik sekali pakai, khususnya dari aktivitas pasar malam dan pusat jajanan,” ujar Indra, Senin (22/9/2025).
Armada Ada, Sopir Minim Gaji
DLH Lahat sejatinya telah mengoperasikan 25 truk pengangkut sampah dan 3 armada pickup, termasuk tambahan satu truk dan satu pickup baru pada tahun 2025. Namun persoalan justru muncul dari sisi sumber daya manusia.
“Saat ini kendala utamanya adalah gaji sopir. Setelah penghapusan tenaga honorer, para sopir kini berstatus outsourcing dengan penghasilan yang lebih rendah,” jelas Indra.

Akibatnya, pengangkutan sampah di luar Kecamatan Lahat terpaksa dihentikan sementara, karena kekurangan tenaga pengemudi. Kondisi ini berdampak langsung terhadap penumpukan sampah di wilayah kecamatan lainnya.
Namun, DLH Lahat optimis situasi ini hanya bersifat sementara. Mereka menargetkan pada tahun 2026, layanan pengangkutan sampah di seluruh kecamatan akan kembali normal seperti kondisi sebelum tahun 2025.
Bank Sampah Jadi Harapan Baru
Meningkatnya volume sampah mendorong DLH untuk memperkuat sistem pengelolaan dari hulu. Salah satunya melalui pengembangan bank sampah di setiap kelurahan dan desa.
“Dengan adanya bank sampah, volume sampah yang masuk ke TPA bisa dikurangi secara signifikan karena sudah terpilah sejak awal,” ungkap Indra.
Bank sampah dinilai efektif dalam mengedukasi masyarakat agar memilah sampah dari rumah tangga, serta mengurangi ketergantungan pada TPA di Kecamatan Gumay Talang.
Lonjakan sampah harian di Lahat menjadi peringatan penting bahwa pengelolaan sampah bukan hanya soal armada dan anggaran, tetapi juga soal komitmen bersama pemerintah dan masyarakat. Jika tidak dikelola dengan baik, sampah bisa menjadi bom waktu lingkungan di masa depan.
