Kemarau Masih Berlangsung, Hujan Deras Guyur Lahat: Warga Diimbau Waspada Banjir dan Longsor


QueenNews.id – Meski Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau di Kabupaten Lahat akan berlangsung hingga akhir September 2025, realita cuaca di lapangan menunjukkan hal berbeda.
Dalam sepekan terakhir, hujan deras mengguyur Lahat setiap hari, menimbulkan kekhawatiran akan potensi bencana hidrometeorologi.
Cuaca panas menyengat masih terasa di pagi hingga siang hari, namun mulai pukul 15.00 WIB, langit tampak mendung dan hujan kerap turun menjelang sore hingga malam hari.
Kondisi ini menjadi fenomena yang cukup mengagetkan, mengingat status resmi musim kemarau belum berakhir.
“Secara prediksi BMKG, Lahat masih berada dalam masa kemarau. Tapi memang, hujan intensitas ringan hingga sedang masih turun, meskipun belum merata,” jelas Kepala BPBD Lahat, Ali Afandi, saat dikonfirmasi Senin (25/8/2025).
Menurut Ali, musim kemarau tahun ini tidak sekeras tahun sebelumnya. Puncaknya telah terjadi di bulan Juli–Agustus. Namun karena peralihan musim sudah mulai terasa, pihaknya mengimbau warga untuk mulai bersiap menghadapi potensi bencana musim hujan.
Persiapan Dini Hadapi Banjir dan Longsor
Menjelang musim penghujan, BPBD Lahat memastikan kesiapsiagaan terus ditingkatkan. Salah satunya melalui agenda apel siaga banjir dan longsor yang akan digelar dalam waktu dekat.

“Kita sudah petakan wilayah-wilayah rawan banjir dan longsor. Beberapa infrastruktur fisik juga telah dibangun, seperti tanggul di Desa Tanjung Sirih dan Lubuk Sepang, guna mencegah banjir bandang seperti yang pernah terjadi sebelumnya,” tambah Ali.
Selain bencana air, topografi Kabupaten Lahat yang didominasi oleh perbukitan dan lembah juga menyimpan potensi angin kencang, longsor, dan pohon tumbang. Karena itu, pemerintah terus mengedukasi masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan, terutama saat hujan deras turun tiba-tiba.
Kehadiran Pemerintah Tak Sekadar Siaga
Ali Afandi menegaskan, mitigasi bencana dilakukan tidak hanya saat darurat, tapi juga dalam tahapan pencegahan dan pasca-bencana.
Selain pembangunan infrastruktur, BPBD juga aktif dalam sosialisasi ke desa-desa rawan, serta berkoordinasi dengan berbagai elemen untuk mempercepat respons ketika bencana terjadi.
“Kami hadir bukan hanya saat bencana, tapi juga sebelum dan sesudahnya. Kita tidak ingin warga hanya menjadi korban tanpa ada langkah perlindungan konkret dari pemerintah,” ujarnya.
Imbauan: Tetap Waspada, Cuaca Tak Lagi Bisa Diprediksi Pasti
Dengan pola cuaca yang makin tidak menentu, BPBD Lahat mengimbau masyarakat untuk tidak lengah, meski saat ini masih disebut musim kemarau.
“Karena kondisi geografis Lahat, ancaman longsor dan banjir selalu ada. Ditambah perubahan iklim yang menyebabkan cuaca ekstrem, warga harus tetap waspada dan menjaga lingkungan sekitar,” tutup Ali Afandi.
