Donald Trump Dipastikan Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan, Dunia Bersiap Berduka


Queennews.id – Vatikan, 22 April 2025 — Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump, secara resmi menyatakan akan menghadiri pemakaman Paus Fransiskus yang akan dilangsungkan secara kenegaraan di Basilika Santo Petrus, Vatikan, pada Jumat mendatang.
Kehadirannya menjadi bagian dari barisan tokoh dunia yang menunjukkan penghormatan terakhir terhadap pemimpin tertinggi umat Katolik tersebut, yang wafat pada usia 88 tahun.
Trump, dalam pernyataan resminya, menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Paus Fransiskus.
Ia menyebut sang paus sebagai sosok spiritual yang tidak hanya memimpin umat Katolik dengan keteguhan, tetapi juga menjembatani dialog lintas agama dengan sikap terbuka dan penuh kasih.
“Paus Fransiskus adalah pemimpin luar biasa dengan hati yang besar.
Dunia kehilangannya pada saat yang paling membutuhkan suara-suara damai,” tulis Trump melalui akun media sosial Truth Social.
Langkah Trump untuk hadir dalam upacara pemakaman ini menuai beragam respons, mengingat hubungan kompleks antara dirinya dan komunitas Katolik selama masa pemerintahannya.
Meski demikian, keputusan ini dipandang sebagai gestur penghormatan sekaligus simbol upaya membangun kembali jembatan komunikasi dengan para pemimpin keagamaan global.
Upacara pemakaman Paus Fransiskus dijadwalkan akan berlangsung dengan prosesi kenegaraan dan liturgi khusus, serta dihadiri lebih dari 100.000 orang dari berbagai penjuru dunia.
Vatikan telah memperkirakan lonjakan peziarah sejak kabar wafatnya Paus Fransiskus diumumkan secara resmi awal pekan ini.
Selain Trump, Presiden Amerika Serikat saat ini, Joe Biden—yang merupakan umat Katolik taat—juga telah mengonfirmasi kehadirannya.

Sejumlah kepala negara dan pemerintahan lainnya yang dijadwalkan hadir antara lain Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, serta Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa António Guterres.
Paus Fransiskus, yang lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio di Buenos Aires, Argentina, dikenal luas sebagai pemimpin yang progresif dan dekat dengan rakyat kecil.
Ia menjadi paus pertama dari Amerika Latin sekaligus dari Ordo Jesuit, dan sejak terpilih pada 2013, telah mencetak banyak sejarah dalam kepemimpinan Gereja Katolik.
Pandangannya tentang perubahan iklim, reformasi internal Gereja, perlindungan terhadap kaum marginal, serta advokasi perdamaian dunia telah meninggalkan jejak penting dalam sejarah kepausan modern.
Wafatnya Paus Fransiskus memunculkan gelombang duka tidak hanya di kalangan umat Katolik, tetapi juga dari masyarakat lintas iman dan bangsa.
Doa serta penghormatan terus mengalir dari berbagai belahan dunia, menandai betapa besarnya pengaruh moral dan spiritual yang ditinggalkan oleh pemimpin yang dikenal bersahaja itu.
Pihak Vatikan saat ini tengah melakukan persiapan intensif guna menyambut kehadiran para pemimpin dunia, tokoh agama, serta ribuan umat yang akan mengikuti prosesi pemakaman secara langsung.
Keamanan diperketat, dan otoritas Italia serta Swiss Guard Vatikan bekerja sama untuk memastikan kelancaran seluruh rangkaian acara.
Pemakaman Paus Fransiskus bukan sekadar seremoni keagamaan, melainkan juga momen reflektif bagi dunia global yang tengah menghadapi tantangan krisis kemanusiaan, perubahan iklim, dan perpecahan sosial.
Kehadiran tokoh-tokoh besar seperti Donald Trump dipandang sebagai simbol solidaritas internasional atas kehilangan sosok yang telah menjadi suara moral dunia selama lebih dari satu dekade.
