Lonjakan HIV/AIDS Ancam Lahat, 88 Nyawa Terpapar di Awal Tahun 2025


QueenNews.id — Ledakan jumlah kasus HIV/AIDS di Kabupaten Lahat memicu keprihatinan serius. Dari 36 kasus pada tahun 2024, melonjak tajam menjadi 88 kasus terdeteksi di awal tahun 2025.
Ketua Komisi IV DPRD Lahat, Nanda Vinola Harahap, SKM, memperingatkan bahwa jika Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lahat tidak segera mengambil tindakan cepat dan terukur, daerah ini bisa menghadapi krisis kesehatan yang lebih besar.
“Ini sudah masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB). Penanganannya harus terpadu, melibatkan pemerintah, aparat, hingga peran aktif masyarakat,” kata Nanda Vinola kepada awak media, Kamis (24/7/2025).
Komisi IV DPRD Lahat telah menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Dinas Kesehatan, RSUD, serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak guna membahas lonjakan kasus ini.
Nanda mengingatkan bahwa angka 88 itu baru yang terdeteksi, belum termasuk penderita yang belum teridentifikasi karena stigma sosial yang membuat banyak orang enggan memeriksakan diri.
Faktor Penyebab: Pergaulan Bebas hingga Minimnya Edukasi
Menurut Nanda, salah satu penyebab utama meningkatnya kasus HIV/AIDS adalah gaya hidup bebas, termasuk keberadaan kafe remang-remang dan tempat karaoke yang menjamur, terutama di kawasan Kikim Barat.
Data dari Puskesmas Saung Naga menunjukkan wilayah ini mencatat jumlah kasus terbanyak.

“Keberadaan tempat hiburan yang tak terkendali itu sangat mengkhawatirkan. Kita tidak bisa menutup mata bahwa ini jadi salah satu pemicu utama penyebaran HIV,” ujarnya.
Tak hanya di Kikim Barat, wilayah pertambangan seperti Merapi Area juga menunjukkan peningkatan signifikan. Tingginya aktivitas perdagangan manusia, ditambah rendahnya kesadaran masyarakat akan bahaya HIV/AIDS, memperburuk situasi.
Desak Pembentukan Tim Gerak Cepat
Nanda menegaskan pentingnya pembentukan tim gerak cepat di bawah kendali Pemkab Lahat untuk menangani krisis ini.
Selain memperluas skrining dan akses pengobatan, ia juga meminta pengawasan ketat serta penyuluhan menyeluruh kepada masyarakat.
“Penindakan preventif harus lebih ketat. Edukasi harus menyasar hingga ke keluarga sebagai lini pertama pencegahan. Harus ada penanganan yang komprehensif dan berkelanjutan terhadap penderita,” tegas politisi dari Partai Demokrat ini.
Ancaman Multi Dimensi: Kesehatan, Sosial, hingga Ekonomi
Lonjakan kasus HIV/AIDS di Lahat, menurut Nanda, bukan sekadar persoalan medis. Jika tidak ditangani segera, kondisi ini berpotensi menimbulkan dampak serius terhadap stabilitas sosial, ekonomi, hingga keamanan daerah.
“Ini bukan hanya ancaman kesehatan. Kita bicara tentang potensi krisis sosial yang lebih dalam. Jangan tunggu sampai semuanya terlambat,” pungkasnya.
